Kamis, 23 November 2017

Pecel Lele Jejer BPK (Jl. HOS Cokroaminoto)

Suka lauk yang di goreng dengan sambal yang pedas???

Mampir saja ke Pecel Lele yang berada di Jejer BPK (Jl. HOS Cokroaminoto) atau depan showroom mobil Honda Tugu, atau persis lampu bangjo.


Sambalnya juara menurut saya, jadi kalau pengen yang hu-hah dan pengen yang meler meler biasanya sih ke sini. Untuk lauknya bisa request mau di goreng kering pake banget atau kering biasa si masnya bakal ngeladenin dengan senang hati "Pemebeli adalah Raja" 👻.

Menunya sih sama kayak pecel lele lainnya :
lauk       : Tahu dan tempe, Ayam, Lele, Bebek dan soto lamongan,
nasi       : Nasi biasa dan nasi uduk, 
minum  : hanya seputar teh dan jeruk (mau panas mau dingin ada) 😁.


yang bikin sering datang kesini selalu kebayang bayang dengan sambal dan ayam gorengnya yang digoreng kering pake banget dengan sambal hu-hahnya (tapi mas mas yang jualan juga masih muda dan cakep 😁, ini mah bonus kan yah). Perpaduan ayam goreng ini adalah nasi uduk, yang mana saat disajikan masih posisi panas. Sehingga perlu menunggu sedikit lebih dingin untuk bisa masuk kedalam mulut.


Warung Pecel lelenya lumayan rame, jam buka pukul 19.00wib kalau sudah sedikit lebih malam akan lebih ramai dan sedikit lebih antri, pelayanannya sih cepat, karena mas masnya sigap dan pelayannya banyak. 

Mau duduk atau lesehan bisa, untuk lesehan sih d selasar ruko-ruko yang hanya memuat 1 orang perbarisnya sedangkan parkirannya di halaman ruko-rukonya. Untuk mobil kalau sedang banyak yang datang sih biasanya parkir di pinggir/depan BPK.

Rabu, 22 November 2017

Richeese Factory Jogja

Suatu hari seorang teman berkata "eeeh Richeese katanya sudah buka di jogja loh, nyoba yok".

Saat itu hari jum'at pukul 19.00 wib setelah rintik hujan yang tidak membasahi. Baiklah akhirnya kami meluncur. Sampai di lokasi dibuat melongoh, jangan tanya karena apa, sudah pasti sih karena antriannya yang sampai mendekati lokasi parkir.

Hal yang menjadi wajar adalah saat sesuatu yang booming di suatu daerah membuka cabang didaerah lain 😃, bisa nunggu berbulan bulan untuk tidak menyaksikan antrian.

Akhirnya kami putar balik dan berencana datang hari sabtu, karena jam buka adalah pukul 10.00 wib kami merencanakan akan datang pukul 09.00 agar tidak antri, tapi apa mau dikata 'molor adalah alasan yang paling tepat' saat itu. Akhirnya kami sampai saat itu pukul 11.15 dan antrian hampir sampai parkiran (ya salam) niat ingsun biar g kena antrian ternyata sama saja 😟. 

Walau banyak yang antri, meja dan kursi saya rasa mencukupi (dalam artian tidak perlu terburu-buru untuk makan atau menunggu antrian yang sedang makan) karena masih bisa ngobrol dan sambil menikmati.
.Saatnya Makan.
Menu :  Combo fire chicken x-treme 4 
             Nabati Fruitarian Tea dan Pink Lava
             Maple & Smoked Beef 
             Combo Fire Wings (ini isi 6 dan take away)

Berhubung saat itu teman yang bersedia antri, saya menunggu di meja, saat si teman membawa nampan yang isinya menu, aroma bumbunya langsung menyengat, ya salam Sudah g sabar menyantapnya, dulit mendulitpun terjadi (karena belum cuci tangan). Saat mendulit pertama kali, pedasnya langsung 'nyees' di lidah.

Ayamnya kriyuknya besar dengan dilapisi bumbu yg merata di setiap kriyuknya, ga pelit di bumbu. Piringnya dari kertas sehingga digunakan sekali pakai. Sedangkan nasinya pulen, 1 (satu) porsi bisa buat kenyang, tapi ayamnya bikin NAGIH. Bisa pesan menggunakan Go-Food kalau males antri.

Sensasi menggunakan saos keju disetiap potongan ayam yang masuk ke mulut itu yang selalu membuat baper, kejunya sih sepertinya padat, saat masih didalam cup, tapi saat di dulit dengan ayam ternyata lumer.

Yang bikin nyesek saat itu adalah, 1 cup cowelan keju (paketan dari ayamnya) dan Richeese Cake-in-a-cup (kalau yg ini sih tingal remah remah) yang saya eman eman setelah makan ayamnya selesai namun malah raib disingkirkan mb mb nya 😭😭😭, saat itu d meja masih ada teman yg nunggu (mungkin teman saya sedang fokus lainnya) sehingga g ngeh kalau disingkirkan, sedihnya lebih dari saat mantan lupa bawa martabak 😟).

Saat lihat menu, kepengen yang manis juga. Akhirnya pesan Maple & Smoked Beef namanya tidak biasa makan ditempat begini, saya pikir cup nya yang big size. Tenyata di luar dugaan 😂 , tapi yaa g rugi rugi banget sih dari segi rasa, tetap endes di lidah



.Suasana didalamruangan.




OK next sepertinya harus nyoba yang ultimate 5 😁

Sayangnya wastafel berada di paling belakang tidak tersedia di setiap ruang 😔

Senin, 13 November 2017

Mimpi dan Kenyataan "Mahameru"




“Bagaimana udah dapat temen lainnya??”
Itu adalah chat yang selalu saya ulang ulang 4 hari sebelum keberangkatan ke “Mahameru” kepada si partner. Sempat pesimis sih (kalau kalau tidak mendapatkan teman lainnya).

hanya yg ada di benak adalah "HARUS IKHLAS"
1. hanya sampai rakum (pengulangan lagi)
2. sampe kalimati (sambil nanngis dari balik tenda)
3. sampe puncak (tapi tebengan belum pasti)
 
Tapi tetap optimis dengan kemungkinan kemungkinan yang ada :) yang penting mancal wae


Si partner selalu menjawab, "Bismillah mb semoga kita ada tebengan, semoga ada yang bersedia menampung kita, sudah dapat 1 grup sih yang Insya allah bisa nampung kita, tapi g yakin juga bisa ketemu d sana apa g".

“kalau misal sampai hari H belum ada teman yang bersedia nampung bagaimana??? Tetap jalan atau kita pindah haluan sebelum aku bawa peralatan nih? Baluran boleh deh kayaknya”
"Fokus mb fokus, niat kita ke mahameru, pasti banyak tebengannya, kita berdo'a aja yak"
"Baiklah Bismillah, bakal nemu temen tebengan yak"


Catatan kecil
Si partner sebut saja namanya "Feni" ini adalah Wanita tangguh, wanita yang gesit, wanita yang perhitungannya selalu tepat dan cepat dan enak di ajak diskusi. Secara semua sudah di atur oleh dia (wkwkwkkw), setiap saya yang d jogja bertanya “bagaiman dan selalu bagaiman” Si partner selalu ada jawaban dan solusi. Jadi urusan d malangnya sudah di backup oleh DIA.
Seperti
1.       Dari Stasiun ke tumpang naik apa
2.       Dari tumpang ke ranupani naik apa
3.       Konsumsi bagaimana
4.       Tenda dan nesting bagaimana
5.       Pulangnya bagaimana
Semua sudah beres oleh Si partner

Si Patner
H1 (Malang – Ranukumbolo) (Kamis)
Setelah mengurus pendaftaran dan mengikuti briefing dan mengisi perut, tidak disengaja bertemu dengan grup yang sudah di kontak oleh patner, karena pikiran kami, kami akan bertemu di ranukumbolo dan kami nebang hanya saat akan muncak.


 Grup mereka bernama “Jejak Langkah Kecil” http://www.pictame.com/user/jejaklangkahkecil/2073217212 yang digawangi oleh mas "Ari dan mb Dyah (suami istri), yang akan membantu kami kedepannya. (batin ya allah bejo banget bisa ketemu sama mas-masnya, maklum saya baru pertama kali tatap muka). Grup mereka terdiri -+ 15 orang yang ahli alas. Singkat cerita, grup dari mas ari “Jejak Langkah Kecil” sudah jalan duluan sedang kami masih persiapan.
Jauh-jauh hari kami sudah sepakat tidak melakukan perjalanan malam hari, sehingga segala waktupun kami persipkan, secara kami hanya berdua.


Perjalanan dari Ranupani sampai ranukumbolo saya dan partner berjalan berdua, syahdu sekali sesekali berpapasan sama teman-teman lainnya, ada yang berombongan dan ada yang berdua macam kami tapi mereka rata-rata dengan pasangan mereka (semoga dengan pasangan yang syaah wkwkwk)
Kami menyebut diri kami adalah Pejalan Instan secara untuk urusan makan kami cari yang simple (segala jenis makanan warung = Mie Instan segala rasa 'dan ini tidak patut d contoh') , selain karena hanya berdua dan yang paling jelas adalah sudah tidak muat didalam tas tas kami.


Estimasi Waktu Malang - Rakum
Jogja - malang                            : malioboro express jam 20.45 – 03.45
Stasiun malang - tumpang          : diantar adeknya partner naik motor 05.30 – 06.15
Tumpang                                    : mengurus perlengkapan pendaftaran truck
Tumpang - ranupani                   : 07.00 – 09.00
Ranupani                                    : mengurus pendaftaran, briefing, dan persiapan
Ranupani - ranukumbolo            : jam 11.00 – 16.30

Alhamdullilah perjalanan lancar, saatnya membuat tenda, dan jeng jeeeeeeng, hal yg paling mengerikan adalah "mendirikan tenda". Dengan keterbatasan keahlian memasang akhir tindakan adalah meminta tolong tetangga ☺ (Makasih buat mas mas tetangga yang sudah membantu, semoga berjodoh di pelaminan 'ups' maksudnya ketemu d alas lainnya)

Berkat berdirinya tenda, bisa makan soto rasa mie


H2 (Ranukumbolo – Kalimati) (Jum’at)
Setelah sekian lama tidak menikmati dinginnya udara sampai menusuk jari-jari kaki dan tangan, alhamdullilah pagi perdana untuk menikmatinya. Bangun jam 5 pagi untuk shalat subuh rasanya itu enak tidur dirumah dan pastinya betis tidak berasa macho.


Pagi ini ranukumbolo di selimuti kabut pekat, tidak ada sunrise dan tidak ada matahari sampai pukul 07.30, setelah pukul 07.30 berangsur – angsur matahari semakin terlihat dan menjadi hangat, kami pun mulai packing barang – barang yang ada didalam tenda, suara diluar tenda sudah ramai, ada yang foto, ada yang bercanda dengan kelompok mereka dan ada yang masak-masakan buat sarapan setenda mereka, dan kami cukup mencium bau masakan mereka yang sampai kemana mana (ya allah perut berasa melilit mencium aroma masakan mereka, ga tanggung tanggung mereka masak ayam kecap, tempe goreng pakai blueband, nasi goreng dan itu baaaah baunya nikmat sekali (Terbukti bahwa parfum tetangga memang lebih harum).

menunya tetangga, yang aromanya sampe mana mana
Setelah matahari muncul, kami membiarkan sementara tenda kami disinari matahari, agar sedikit ringan dari embun semalaman, multitasking terjadi, ada yang masak nasi dan ada yang packing. Tidak sampai 1 jam kegiatan berlangsung, makan sudah, packing sudah dan packing tenda selesai. Saatnya kami bernagkat ke “Kalimati”.
Hari pertama di Ranukumbolo tidak ada yang spesial, kami foto foto pun tidak, dan tidak menikmati dengan slow waktu d sana, karena fokus kami adalah “Kalimati” dan mencari teman-teman dari “Jejak Langkah Kecil” (niat bangetkan mau nebengin 😁)
H3 (Kalimati) (Sabtu)
Tepat pukul 08.50 kami mulai berjalan menuju “Kalimati”, padahal rencana mulai jalan adalah pukul 8, berhubung mataharinya belum muncul sampai pukul 07.00 maka perjalanan kami undur, wkwkkwkw bukan karena apa apa, tapi dinginnya yang bikin pengen tidur.
Perjalanan kali ini, setiap bertemu dengan grup lain selalu membubuhi kata kata “Nebeng yak besok ke Puncaknya)." Kata kata itu bagaikan hipnotis untuk mereka 😎

Sampai di Jambangan, melihat setengah dari Mahameru melirik dan mengawe awe, rasanya campur aduk, alhamdullilah sampai juga, setelah dua tahun yang lalu hanya sampai Cemoro kandang. Ini semua berkat Si partner, tanpa dia perjalanan ini mungkin masih di tahap berharap kapan sampai sini, Thank you so much partner 😘.


Alhamdullilah sampailah kami di kalimati, sekitar pukul 13.00 wib rasanya pengen tidur mbelesek, lapar dan oooh panas sekali d kulit. Setelah mencari posisi tenda ternyata di tempat iu-pan udah penuh dan sisa tempat iu-pan yang ada kain putihnya (saat briefing dipesan tidak boleh membuat tenda di bawah yang bertanda kain putih). Berpedoman dengan pesan itu kami tidak membuat tenda d bawah pohon berkain putih, so.... kami membuat tenda d tanah lapang yang kiri kanan tidak ada pohonnya (hiks, udah tau donk panasnya bagaimana, dingin panas empuk lah).

Lagi - lagi masalah tenda,  kali ini mas mas porter yang sigap membantu (tanpa meminta tolong), berdua aja?? sini tendanya saya pasangkan, kalian istirahat saja dan sekejap mata tenda sudah berdiri dengan indah (Kebaikan mana lagi yg kau pungkiri).

Sembari tiduran, dimana di atas tenda d tumpuk SB biar g terlalu panas, sambil celingak celinguk mencari grup Jejak Langkah Kecil. Akhirnya tertidur pulas dan sayup sayup mendengar azan asar. Saat akan melakukan tayamun, melihat mereka sedang goreng ayam rasanya langsung 'nyeees', oooh tuhan rezeki mu tak akan tertukar.

.Puncak.
  


Tepat pukul 22.30 wib saya dan patner sudah melakukan persiapan diri, dan menuju titik kumpul bersama mereka, selama 30 menit kedepan ketua grup memeriksa kelengkapan saya dan patner secara kami baru pertama kali menuju mahameru dan tidak tau medan.

Pengecekan berupa
Air                        : 1.5 Lt (wajib)
Snack                   : suka suka (saat itu bawa segambreng snack)
Jaket                     : aman
Sarung Tangan     : Tidak aman (karena saat itu hanya menggunakan sarung tangan motor)
Obat obatan          : aman (saat itu bawa oksigen dan koyo 👴)
Pakaian                 : aman (tidak boleh jins, hanya boleh kain)
dan disini saya mendapatkan ilmu baru, saat pengecekan sarung tangan pak ari bilang "kalau kamu hanya pakai sarung tangan macam ini, kamu bisa kena hipo, sekarang lilit dari pergelangan tangan sampai jari kamu pakai tas kresek termasuk dari pergelangan kaki sampai jari kaki, karena itu dapat menghalau dingin"
 
setelah melakukan briefing dan persiapan yang maksimal tepat pukul 23.00 wib kami berangkat menuju puncak. 
Dan singkatnya kami sampai juga, dengan perjalanan yang sangat menakjubkan, nangis batin (tapi g kapok kapok) Terimakasih buat teman teman dari "Jejak Langkah Kecil" pak, mas dan adek (Ari sejahtera, Wahyu ade, Sudar, Erwin, Novi, Dedy pamungkaz, Agung lemu, Septian, Supri, Ade rizky, Rizky adhim, Ghopur, Satria, Baim dan Arsed). Sudah bersedia menampung dan direpotkan dengan kami berdua 😻.

H4 Pulang


     





Ini lupa dari grup apa, SKSD aja lah

Estimasi Ongkos Semeru ( 2 orang)  
Transportasi Malang-Tumpang PP = 75 ribu
Transportasi Tumpang-Ranupani PP (Truck)  = 105 ribu
Tiket Masuk 4 hari = 160 ribu
Sewa Tenda 4 hari = 25 x 4 = 100 ribu
Sewa Nesting+ kompor = 15 x 4 =60 ribu
Logistik sederhana = +- 200 ribu

Popular Posts